Artikel

Musim Pancaroba Tiba, Waspadai Berbagai Gangguan Kesehatan Ini

15 Oktober 2025
KECAMATAN PEKALIPAN
126
Bagikan ke
Musim Pancaroba Tiba, Waspadai Berbagai Gangguan Kesehatan Ini

Cirebon, Musim pancaroba, atau masa peralihan dari musim hujan ke kemarau dan sebaliknya, telah tiba. Fenomena alam yang terjadi dua kali setahun ini membawa perubahan cuaca yang signifikan dan kerap tidak menentu, yang berdampak pada berbagai sektor, termasuk kesehatan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, musim pancaroba di Indonesia biasanya terjadi pada Maret-Mei (peralihan hujan ke kemarau) dan September-November (peralihan kemarau ke hujan). Periode ini ditandai dengan fluktuasi suhu, kelembapan udara, pola angin, dan intensitas hujan yang tidak terduga.

Kondisi cuaca yang berubah-ubah ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus, dan jamur, untuk berkembang biak dengan cepat. Akibatnya, tubuh menjadi lebih rentan terhadap serangan berbagai penyakit.

Dampak Kesehatan yang Mengintai

Berikut adalah beberapa gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai selama musim pancaroba:

  1. Gangguan Pernapasan
    Perubahan suhu dan kelembapan udara memudahkan penyebaran virus pernapasan, seperti influenza yang menyebabkan flu dan pilek. Selain itu, partikel debu dan polutan yang terbawa angin dapat memperparah kondisi penderita gangguan pernapasan bawaan, seperti asma.

  2. Penyakit Kulit
    Tingginya kelembapan udara dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri pada kulit, leading to infeksi jamur, ruam, atau eksim. Sebaliknya, saat udara berubah menjadi kering, kulit berisiko mengalami kekeringan, iritasi, dan pecah-pecah.

  3. Infeksi Virus Tertentu
    Musim pancaroba identik dengan peningkatan kasus penyakit yang ditularkan melalui vektor, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). Genangan air yang sering terbentuk menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit seperti influenza juga lebih mudah menular di masa ini.

  4. Gangguan Sistem Pencernaan
    Perubahan kondisi lingkungan juga dapat memengaruhi kinerja sistem pencernaan. Beberapa orang melaporkan mengalami gangguan seperti diare atau sembelit. Menjaga kebersihan diri dan mengonsumsi air bersih adalah langkah pencegahan utama.

  5. Dampak pada Kesehatan Mental
    Tidak hanya kesehatan fisik, musim pancaroba juga berpotensi memengaruhi kondisi psikologis. Berkurangnya paparan cahaya matahari dan perubahan tekanan udara dapat memengaruhi suasana hati, menyebabkan lesu, hingga memicu gejala seperti mood swing atau bahkan depresi ringan pada sebagian orang.

Langkah Antisipasi

Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Langkah-langkah seperti menutup tempat penampungan air, menggunakan kelambu, mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan bergizi, dan menjaga kebugaran fisik dapat membantu meminimalisir dampak kesehatan di musim pancaroba.

Dengan memahami berbagai risiko kesehatan yang mengintai, diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat sehingga dapat tetap sehat dan produktif selama musim peralihan ini.

Bagikan ke